Memotivasi Mahasiswa Ranking Rendah
Rabu, 18 Juni 2025
Contoh mysqli untuk membaca kolom dari sebuah tabel
Minggu, 06 April 2025
Berikut contoh penggunaan MySQLi untuk membaca kolom mem_id
dari tabel member
menggunakan PHP:
$host = "localhost";
$username = "nama_user_db";
$password = "password_db";
$dbname = "nama_database";
$conn = mysqli_connect($host, $username, $password, $dbname);
// Cek koneksi
if (!$conn) {
die("Koneksi gagal: " . mysqli_connect_error());
}
// Query untuk membaca mem_id
$sql = "SELECT mem_id FROM member";
$result = mysqli_query($conn, $sql);
// Cek hasil query
if (mysqli_num_rows($result) > 0) {
// Output data setiap baris
while($row = mysqli_fetch_assoc($result)) {
echo "Member ID: " . $row["mem_id"]. "<br>";
}
} else {
echo "Tidak ada data ditemukan";
}
// Tutup koneksi
mysqli_close($conn);
?>
priv - Ekstraksi Data Semua Kelas Perkuliahan
Selasa, 25 Februari 2025
ekstraksi semua baris data kode, mata kuliah, kelas dan dosen dari https://akademik.its.ac.id/list_kelas.php. abaikan yang kelasnya M00. sajikan dalam bentuk csv dengan script PHP
========================
Berikut adalah contoh script PHP untuk mengekstraksi data dari URL `https://akademik.its.ac.id/list_kelas.php`, mengabaikan kelas dengan kode "M00", dan menyimpan hasilnya dalam format CSV.
### Script PHP:
```php
<?php
// URL target
$url = "https://akademik.its.ac.id/list_kelas.php";
// Inisialisasi cURL
$ch = curl_init();
curl_setopt($ch, CURLOPT_URL, $url);
curl_setopt($ch, CURLOPT_RETURNTRANSFER, true);
// Eksekusi cURL dan ambil konten HTML
$html_content = curl_exec($ch);
// Periksa apakah request berhasil
if ($html_content === false) {
die("Gagal mengambil data dari URL.");
}
// Tutup koneksi cURL
curl_close($ch);
// Gunakan DOMDocument untuk parsing HTML
$dom = new DOMDocument();
libxml_use_internal_errors(true); // Suppress warnings for invalid HTML
$dom->loadHTML($html_content);
libxml_clear_errors();
// Inisialisasi DOMXPath untuk query
$xpath = new DOMXPath($dom);
// Cari semua baris data dalam tabel
$rows = $xpath->query('//tr[contains(@class, "NormalBG") or contains(@class, "AlternateBG")]');
// Array untuk menyimpan hasil ekstraksi
$extracted_data = [];
// Loop melalui setiap baris
foreach ($rows as $row) {
// Ekstrak kolom-kolom yang relevan
$cols = $row->getElementsByTagName('td');
if ($cols->length >= 7) { // Pastikan baris memiliki cukup kolom
$kode = $cols->item(0)->textContent;
$mata_kuliah = $cols->item(1)->textContent;
$kelas = $cols->item(3)->textContent;
// Ekstrak informasi dosen dan jadwal
$dosen_info = $cols->item(6)->textContent;
$dosen = (trim($dosen_info) != "- tidak terdata -") ? trim(explode("-", $dosen_info)[0]) : "Tidak terdata";
// Abaikan kelas dengan kode "M00"
if ($kelas != "M00") {
$extracted_data[] = [$kode, $mata_kuliah, $kelas, $dosen];
}
}
}
// Simpan hasil ke dalam file CSV
$csv_file = fopen("extracted_data.csv", "w");
// Tulis header
fputcsv($csv_file, ["Kode", "Mata Kuliah", "Kelas", "Dosen"]);
// Tulis data
foreach ($extracted_data as $row) {
fputcsv($csv_file, $row);
}
// Tutup file CSV
fclose($csv_file);
echo "Data berhasil diekstraksi dan disimpan ke extracted_data.csv";
?>
```
### Penjelasan Script:
1. **Mengambil Konten HTML**:
- Menggunakan `cURL` untuk mengambil konten HTML dari URL.
- Jika request gagal, script akan berhenti dan menampilkan pesan error.
2. **Parsing HTML**:
- Menggunakan `DOMDocument` dan `DOMXPath` untuk mem-parsing dan mengekstraksi data dari HTML.
- `libxml_use_internal_errors(true)` digunakan untuk menekan peringatan jika HTML tidak valid.
3. **Ekstraksi Data**:
- Mencari semua baris dengan class `NormalBG` atau `AlternateBG`.
- Mengekstrak kode mata kuliah, nama mata kuliah, kelas, dan informasi dosen.
- Mengabaikan baris dengan kelas "M00".
4. **Simpan ke CSV**:
- Menggunakan `fputcsv` untuk menulis data ke file CSV.
- File CSV disimpan dengan nama `extracted_data.csv`.
### Output:
Setelah menjalankan script, file `extracted_data.csv` akan berisi data seperti berikut:
```csv
Kode,Mata Kuliah,Kelas,Dosen
EF234612,Animasi Komputer dan Pemodelan 3D,T,Siska Arifiani, S.Kom., M.Kom.
EF234615,Audit Sistem,T,Prof. Drs.Ec. Ir. Riyanarto Sarno, M.Sc., Ph.D.
EF234712,Big Data (EN),T,Ratih Nur Esti Anggraini, S.Kom, M.Sc., Ph.D.
EF234605,Capstone Project,T,Ir. Suhadi Lili, M.T.I.
EF234619,Deep Learning,T,Prof. Dr.Eng. Chastine Fatichah, S.Kom., M.Kom.
EF234614,Desain Pengalaman Pengguna (EN),T,Hadziq Fabroyir, S.Kom., Ph.D.
EF234701,Etika Profesi (EN),A,Ir. Ary Mazharuddin Shiddiqi, S.Kom., M.Comp.Sc., Ph.D.
EF234613,Game Edukasi dan Simulasi,T,Imam Kuswardayan, S.Kom, M.T
EF234602,Interaksi Manusia dan Komputer,A,Dr. Anny Yuniarti, S.Kom., M.Comp.Sc.
EF234602,Interaksi Manusia dan Komputer,B,Siska Arifiani, S.Kom., M.Kom.
EF234602,Interaksi Manusia dan Komputer,C,Dr. Anny Yuniarti, S.Kom., M.Comp.Sc.
```
### Catatan:
1. **Autentikasi**: Jika situs web memerlukan login, Anda perlu menambahkan session atau cookie yang valid ke dalam request cURL. Contoh:
```php
curl_setopt($ch, CURLOPT_COOKIEJAR, 'cookie.txt'); // Simpan cookie
curl_setopt($ch, CURLOPT_COOKIEFILE, 'cookie.txt'); // Gunakan cookie
curl_setopt($ch, CURLOPT_POSTFIELDS, http_build_query([
'username' => 'your_username',
'password' => 'your_password'
]));
curl_setopt($ch, CURLOPT_URL, 'https://akademik.its.ac.id/login.php');
curl_exec($ch); // Login
```
2. **Perizinan**: Pastikan Anda memiliki izin untuk mengakses dan mengekstraksi data dari situs web tersebut.
3. **Error Handling**: Tambahkan penanganan error yang lebih baik jika diperlukan, terutama untuk kasus-kasus seperti jaringan bermasalah atau perubahan struktur HTML.
Contoh Program Google Apps Script untuk memproses isian Google Form secara langsung
Minggu, 23 Februari 2025
Berikut adalah contoh program Google Apps Script yang memproses isian Google Form secara langsung setelah submit dan menampilkan persentase tiap jawaban dalam bentuk grafik. Script ini akan mengambil data dari Google Form, menghitung persentase jawaban, dan menampilkan hasilnya dalam bentuk grafik menggunakan Google Sheets.
---
### Langkah 1: Buat Google Form
1. Buat Google Form dengan beberapa pertanyaan (misalnya, pertanyaan pilihan ganda).
2. Buka tab "Responses" dan klik ikon Google Sheets untuk menyimpan respons ke dalam spreadsheet.
---
### Langkah 2: Buat Google Apps Script
1. Buka Google Sheets yang terkait dengan Google Form.
2. Klik `Extensions` > `Apps Script`.
3. Hapus kode default dan ganti dengan kode berikut:
```javascript
function onFormSubmit(e) {
// Ambil data dari Google Form
var formResponses = e.source.getResponses();
var latestResponse = formResponses[formResponses.length - 1];
var itemResponses = latestResponse.getItemResponses();
// Ambil data dari Google Sheets
var sheet = SpreadsheetApp.getActiveSpreadsheet().getActiveSheet();
var data = sheet.getDataRange().getValues();
// Hitung total respons
var totalResponses = data.length - 1; // Exclude header
// Hitung persentase jawaban
var answerCounts = {};
for (var i = 1; i < data.length; i++) {
var answer = data[i][1]; // Kolom kedua (indeks 1) adalah jawaban
if (answerCounts[answer]) {
answerCounts[answer]++;
} else {
answerCounts[answer] = 1;
}
}
// Hitung persentase
var percentages = {};
for (var key in answerCounts) {
percentages[key] = (answerCounts[key] / totalResponses) * 100;
}
// Tampilkan hasil dalam bentuk grafik
var chartData = [['Jawaban', 'Persentase']];
for (var key in percentages) {
chartData.push([key, percentages[key]]);
}
// Buat grafik
var chartSheet = SpreadsheetApp.getActiveSpreadsheet().getSheetByName('Chart') || SpreadsheetApp.getActiveSpreadsheet().insertSheet('Chart');
chartSheet.clear();
chartSheet.getRange(1, 1, chartData.length, chartData[0].length).setValues(chartData);
var chart = chartSheet.newChart()
.setChartType(Charts.ChartType.BAR)
.addRange(chartSheet.getRange(1, 1, chartData.length, chartData[0].length))
.setPosition(5, 5, 0, 0)
.setOption('title', 'Persentase Jawaban')
.setOption('hAxis', { title: 'Persentase (%)' })
.setOption('vAxis', { title: 'Jawaban' })
.build();
chartSheet.insertChart(chart);
}
// Trigger untuk menjalankan script saat form di-submit
function installTrigger() {
ScriptApp.newTrigger('onFormSubmit')
.forSpreadsheet(SpreadsheetApp.getActiveSpreadsheet())
.onFormSubmit()
.create();
}
```
---
### Langkah 3: Jalankan Script
1. Simpan script dengan nama `Form Response Processor`.
2. Jalankan fungsi `installTrigger` untuk mengaktifkan trigger. Klik `Run` pada fungsi `installTrigger`.
3. Setelah trigger diaktifkan, setiap kali ada respons baru di Google Form, script akan otomatis dijalankan.
---
### Langkah 4: Lihat Hasil
1. Buka Google Sheets yang terkait dengan Google Form.
2. Anda akan melihat sheet baru bernama `Chart` yang berisi grafik persentase jawaban.
3. Grafik akan diperbarui setiap kali ada respons baru.
---
### Penjelasan Kode:
1. **onFormSubmit(e)**: Fungsi ini dipanggil setiap kali ada respons baru di Google Form. Data respons diambil dan diproses untuk menghitung persentase jawaban.
2. **answerCounts**: Objek untuk menyimpan jumlah setiap jawaban.
3. **percentages**: Objek untuk menyimpan persentase setiap jawaban.
4. **chartData**: Array untuk menyimpan data yang akan digunakan untuk membuat grafik.
5. **Chart**: Grafik dibuat menggunakan Google Sheets API dan ditampilkan di sheet baru.
---
### Contoh Output:
- Sheet `Chart` akan menampilkan tabel seperti ini:
```
Jawaban | Persentase
------------------------
Jawaban A | 50%
Jawaban B | 30%
Jawaban C | 20%
```
- Grafik batang (bar chart) akan menampilkan persentase jawaban secara visual.
---
### Catatan:
- Pastikan Google Form memiliki pertanyaan pilihan ganda atau jawaban yang dapat dihitung.
- Sesuaikan indeks kolom (`data[i][1]`) sesuai dengan struktur Google Sheets Anda.
- Anda dapat menyesuaikan jenis grafik dengan mengubah `Charts.ChartType.BAR` menjadi `Charts.ChartType.PIE` atau jenis lainnya.
Dengan script ini, Anda dapat memproses respons Google Form secara otomatis dan menampilkan hasilnya dalam bentuk grafik yang informatif.
Contoh Program PHP untuk memproses respons dari Google Form
Berikut adalah contoh program PHP untuk memproses respons dari Google Form. Google Forms dapat dikonfigurasi untuk mengirimkan respons ke Google Sheets, dan Anda dapat menggunakan Google Sheets API untuk mengambil data tersebut. Namun, jika Anda ingin mengirimkan data langsung ke server Anda, Anda dapat menggunakan Google Apps Script untuk mengirimkan data ke endpoint PHP Anda.
### Langkah 1: Buat Google Form
1. Buat Google Form seperti biasa.
2. Buka tab "Responses" dan klik ikon Google Sheets untuk menyimpan respons ke dalam spreadsheet.
### Langkah 2: Buat Google Apps Script untuk Mengirim Data ke Server PHP
1. Buka Google Sheets yang terkait dengan Google Form.
2. Klik `Extensions` > `Apps Script`.
3. Buat script berikut untuk mengirim data ke server PHP Anda:
```javascript
var data = JSON.parse(e.postData.contents);
var url = 'https://yourserver.com/process_form.php'; // Ganti dengan URL server PHP Anda
var options = {
'method' : 'post',
'contentType': 'application/json',
'payload' : JSON.stringify(data)
};
UrlFetchApp.fetch(url, options);
}
```
4. Deploy script sebagai Web App:
- Klik `Deploy` > `New deployment`.
- Pilih `Web app`.
- Set `Execute as` ke `Me` dan `Who has access` ke `Anyone`.
- Klik `Deploy`.
5. Salve URL Web App yang diberikan.
### Langkah 3: Buat PHP Script untuk Menerima Data
Buat file `process_form.php` di server Anda dengan kode berikut:
```php
// process_form.php
// Mendapatkan data yang dikirim dari Google Apps Script
$data = json_decode(file_get_contents('php://input'), true);
if ($data) {
// Proses data
$nama = $data['nama']; // Ganti dengan nama field yang sesuai
$email = $data['email']; // Ganti dengan nama field yang sesuai
$komentar = $data['komentar']; // Ganti dengan nama field yang sesuai
// Contoh: Simpan ke database atau lakukan tindakan lain
// $db = new mysqli('localhost', 'user', 'password', 'database');
// $stmt = $db->prepare("INSERT INTO responses (nama, email, komentar) VALUES (?, ?, ?)");
// $stmt->bind_param("sss", $nama, $email, $komentar);
// $stmt->execute();
// $stmt->close();
// $db->close();
// Berikan respons ke Google Apps Script
echo json_encode(['status' => 'success', 'message' => 'Data received']);
} else {
echo json_encode(['status' => 'error', 'message' => 'No data received']);
}
?>
```
### Langkah 4: Konfigurasi Google Form untuk Mengirim Data ke Apps Script
1. Buka Google Form.
2. Klik ikon "Responses" dan pilih "More options" (tiga titik).
3. Pilih "Get email notifications for new responses" atau "Get pre-fill link".
4. Gunakan URL Web App dari Google Apps Script sebagai endpoint untuk mengirim data.
### Catatan:
- Pastikan server PHP Anda dapat diakses dari internet.
- Sesuaikan field `nama`, `email`, dan `komentar` dengan field yang ada di Google Form Anda.
- Anda dapat menambahkan validasi dan keamanan lebih lanjut sesuai kebutuhan.
Dengan cara ini, setiap kali ada respons baru di Google Form, data akan dikirim ke server PHP Anda untuk diproses lebih lanjut.
Referensi terkait Pengembangan Game Edukasi untuk Pembelajaran
Selasa, 11 Februari 2025
1. "Educational Game Design Fundamentals: A Journey to Creating Intrinsically Motivating Learning Experiences" oleh George Kalmpourtzis (2018)
Sinopsis: Buku ini fokus pada desain game edukasi, termasuk prinsip-prinsip pembelajaran, motivasi intrinsik, dan integrasi konten edukasi ke dalam mekanika game.
Relevansi: Sangat cocok untuk memahami wawasan terkini tentang game edukasi dan perancangannya.
2. "Learning, Education & Games: Volume 3 – 100 Games to Use in the Classroom & Beyond" oleh Karen Schrier (2019)
Sinopsis: Buku ini menyajikan 100 contoh game edukasi yang dapat digunakan di kelas dan di luar kelas, dengan analisis tentang bagaimana game-game tersebut mendukung pembelajaran.
Relevansi: Cocok untuk memahami praktik terbaru dalam penggunaan game untuk pendidikan.
3. "Designing Effective Digital Badges: Applications for Learning" oleh Joey R. Fanfarelli dan Rudy McDaniel (2019)
Sinopsis: Buku ini membahas desain elemen gamifikasi seperti badge (lencana digital) dan bagaimana elemen tersebut dapat digunakan dalam konteks edukasi.
Relevansi: Berguna untuk memahami aspek gamifikasi dalam game edukasi.
4. "Simulation and Serious Games for Education" oleh Yiyu Cai, Sui Lin Goei, dan Wim Trooster (2017)
Sinopsis: Buku ini membahas penggunaan simulasi dan game serius (serious games) dalam pendidikan, termasuk studi kasus dan aplikasi praktis.
Relevansi: Sangat relevan untuk memahami perancangan dan pengembangan simulasi edukasi.
5. "Artificial Intelligence and Games" oleh Georgios N. Yannakakis dan Julian Togelius (2018)
Sinopsis: Buku ini membahas penggunaan AI dalam game, termasuk finite state machine (FSM) dan teknik-teknik lain untuk menciptakan perilaku cerdas dalam simulasi.
Relevansi: Cocok untuk memahami perancangan simulasi dengan FSM dan AI.
6. "Game AI Pro 360: Guide to Architecture" oleh Steve Rabin (2019)
Sinopsis: Buku ini membahas arsitektur AI dalam game, termasuk penggunaan finite state machine, behavior trees, dan sistem lainnya.
Relevansi: Berguna untuk memahami implementasi FSM dalam pengembangan game dan simulasi.
7. "Serious Games: Foundations, Concepts and Practice" oleh Ralf DΓΆrner, Stefan GΓΆbel, Wolfgang Effelsberg, dan Josef Wiemeyer (2016)
Sinopsis: Buku ini membahas konsep dasar, desain, dan praktik pengembangan game serius, termasuk game edukasi dan simulasi.
Relevansi: Cocok untuk memahami fondasi dan praktik terbaru dalam game serius.
8. "Design and Development of Training Games: Practical Guidelines from a Multidisciplinary Perspective" oleh Talib S. Hussain dan Susan L. Coleman (2014)
Sinopsis: Buku ini memberikan panduan praktis untuk merancang dan mengembangkan game pelatihan, termasuk aspek edukasi dan simulasi.
Relevansi: Berguna untuk memahami perancangan game edukasi dan simulasi dari perspektif multidisiplin.
9. "Game-Based Learning: Theory, Strategies and Performance Outcomes" oleh Patrick Felicia (2017)
Sinopsis: Buku ini membahas teori pembelajaran berbasis game, strategi desain, dan hasil yang dapat dicapai melalui game edukasi.
Relevansi: Cocok untuk memahami teori dan praktik game-based learning.
10. "Finite State Machines in Hardware: Theory and Design" oleh Volnei A. Pedroni (2013)
Sinopsis: Meskipun lebih teknis, buku ini membahas teori dan desain finite state machine (FSM) yang dapat diterapkan dalam simulasi dan game.
Relevansi: Berguna untuk memahami implementasi FSM dalam konteks simulasi.
Rekomendasi Tambahan:
"Introduction to Game Design, Prototyping, and Development" oleh Jeremy Gibson Bond (2017): Membahas proses desain dan pengembangan game, termasuk prototyping dan implementasi teknis.
"The Gamification of Learning and Instruction: Game-Based Methods and Strategies for Training and Education" oleh Karl M. Kapp (2012): Membahas gamifikasi dalam pembelajaran dan pelatihan.
Sumber Online dan Jurnal:
IEEE Transactions on Games: Jurnal akademis yang membahas topik terkait game, termasuk game edukasi dan simulasi.
GDC Vault (Game Developers Conference): Sumber presentasi dan artikel dari para ahli industri game, termasuk topik game edukasi dan simulasi.
ACM Digital Library: Koleksi paper dan artikel tentang desain game, AI, dan simulasi.
Membangun Arsitektur Sistem dengan Memahami Komponen Sistem Informasi
Minggu, 09 Februari 2025
Menggambarkan arsitektur sistem secara baik dan jelas memerlukan prosedur yang sistematis agar mudah dipahami oleh berbagai pihak, seperti tim pengembang, manajer proyek, dan stakeholder lainnya. Berikut prosedur yang bisa diikuti:
1️⃣ Pahami Tujuan dan Ruang Lingkup Sistem
πΉ Identifikasi kebutuhan bisnis dan teknis.
πΉ Tentukan cakupan sistem, termasuk fitur utama dan batasannya.
πΉ Pastikan siapa saja pengguna sistem dan bagaimana mereka berinteraksi dengan sistem tersebut.
2️⃣ Identifikasi Komponen Utama Sistem
πΉ Komponen Fisik (server, database, jaringan, perangkat pengguna, dll.).
πΉ Komponen Logis (aplikasi, layanan backend, API, data pipeline, dll.).
πΉ Integrasi dengan sistem eksternal (third-party services, cloud services).
3️⃣ Tentukan Pendekatan Arsitektur
πΉ Monolitik vs Microservices – Apakah sistem akan dibuat dalam satu kesatuan atau berbasis layanan kecil yang terpisah?
πΉ Cloud-based vs On-premise – Apakah sistem akan berjalan di cloud atau dalam infrastruktur sendiri?
πΉ Layered Architecture – Pemisahan antara antarmuka pengguna (UI), logika bisnis, dan database.
4️⃣ Gunakan Standar Notasi Arsitektur
Beberapa standar yang umum digunakan:
✅ C4 Model (Context, Container, Component, Code) – Menjelaskan arsitektur sistem dari tingkat tinggi hingga detail kode.
✅ UML Diagram (Unified Modeling Language) – Untuk menunjukkan interaksi antar komponen.
✅ DFD (Data Flow Diagram) – Untuk menggambarkan aliran data dalam sistem.
✅ ERD (Entity-Relationship Diagram) – Untuk mendesain database yang optimal.
5️⃣ Buat Diagram Arsitektur Secara Visual
Gunakan tools seperti:
π Draw.io (diagrams.net) – Gratis dan mudah digunakan.
π Lucidchart – Lebih profesional dengan fitur kolaborasi.
π Microsoft Visio – Banyak digunakan di perusahaan besar.
π AWS Architecture Diagram Tool – Khusus untuk sistem berbasis AWS.
6️⃣ Tambahkan Dokumentasi Pendukung
π Berikan deskripsi singkat untuk setiap komponen dalam diagram.
π Beri label pada koneksi antar komponen untuk menunjukkan cara mereka berkomunikasi.
π Gunakan warna atau ikon untuk memperjelas fungsi masing-masing elemen.
7️⃣ Validasi dan Review dengan Tim
π Diskusikan dengan tim pengembang dan stakeholder.
π Pastikan arsitektur dapat diimplementasikan dengan teknologi yang tersedia.
π Periksa apakah diagram mudah dipahami oleh semua pihak terkait.
Dengan mengikuti prosedur ini, arsitektur sistem bisa tergambar dengan jelas dan memudahkan pengembangan serta pemeliharaan di masa depan. π
Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja bersama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi. Berikut adalah komponen-komponennya:
1. Perangkat Keras (Hardware) π»π§
Fisik dari sistem informasi yang digunakan untuk memproses data, termasuk:
- Komputer/Server (untuk pemrosesan dan penyimpanan)
- Jaringan & Komunikasi (router, modem, switch)
- Sensor & Perangkat IoT (untuk sistem berbasis IoT)
- Perangkat Input/Output (keyboard, scanner, printer)
2. Perangkat Lunak (Software) π₯️π²
Program yang mengontrol perangkat keras dan memproses data, termasuk:
- Sistem Operasi (Windows, Linux, iOS, Android)
- Aplikasi Manajemen Data (Database Management System - DBMS)
- Aplikasi Bisnis & Web (ERP, CRM, Mobile Apps)
- Kecerdasan Buatan (AI/ML) untuk analisis data
3. Data dan Basis Data (Database) π
Data merupakan inti dari sistem informasi. Basis data berfungsi untuk menyimpan, mengorganisasi, dan mengelola data agar mudah diakses dan digunakan.
- Tipe Data: Data teks, angka, gambar, video, dll.
- Basis Data: SQL (MySQL, PostgreSQL) atau NoSQL (MongoDB, Firebase).
4. Jaringan & Teknologi Komunikasi (Networking) ππ‘
Menyediakan koneksi antar perangkat dalam sistem informasi.
- LAN & WAN (Koneksi lokal dan luas)
- Cloud Computing (AWS, Google Cloud, Azure)
- Protokol Komunikasi (HTTP, MQTT, TCP/IP)
5. Sumber Daya Manusia (People) π¨π»π©πΌ
Orang-orang yang menggunakan dan mengelola sistem informasi.
- End User (Pengguna Akhir) – Karyawan, pelanggan, atau masyarakat.
- Administrator IT – Mengelola infrastruktur sistem.
- Analis Data – Mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.
6. Prosedur & Kebijakan (Process) ⚙️π
Aturan dan langkah-langkah untuk mengoperasikan sistem informasi secara efektif.
- Keamanan Data & Privasi – Mengatur akses dan enkripsi data.
- Prosedur Bisnis – Alur kerja sistem dalam perusahaan.
- Standar & Regulasi – Compliance dengan aturan hukum (misalnya GDPR).
Setiap komponen ini saling terhubung untuk menciptakan sistem informasi yang efisien dan dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan. π₯
Ada bagian yang mau dibahas lebih lanjut? π